Wednesday, January 09, 2008

Percakapan tentang Sebuah Pertanyaan


Ada satu pertanyaan..
Yang memberontak dari segumpal organ di dalam dada
Belum terjawab
Belum bermakna

Ada satu pertanyaan..
Yang berkehendak untuk lahir dari ujung saraf-saraf lidah
Belum terucap
Belum berarti

Begitu ingin kulontarkan pertanyaan itu
Pada seseorang yang tepat untuk mengulasnya
Tapi segenap unit-unit neuron yang bermukim di benak menolaknya
Seperti biasa, berusaha berpikir logis dalam setiap keadaan

"Cepat..lontarkan pertanyaan itu.." bisik si Hati.

"Jangan..tidakkah engkau tahu wahai Hati.. pertanyaan itu hanya akan menyakiti Hati manusia yang memang dituju untuk menjawabnya" sambung synapsis-synapsis yang berjuluran di benak.

"Menyakiti..atau membuatnya tersudut?" kilah Hati dengan emosi terpancar dari tubuhnya yang merah.

"Apapun Hati.." Benak bersikukuh.

"Tapi aku begitu ingin mendengar jawabannya wahai Benak. Aku begitu ingin.." sahut Hati dengan suara yang semakin pelan. Dia sadar bahwa kala Benak masih begitu kuatnya memegang pendapat, Hati harus mengalah. Ya... sadar seluruh bahwa pada saat itu, Lidah, sang pelontar pertanyaan, sepenuhnya berada dalam kendali sang Benak.

"Maafkan aku Hati. Untuk saat ini, kita belum bisa mendengar jawaban yang ingin kau dengar." tegas sang Benak dengan enggan. Ya..untuk apalagi meneruskan percakapan, disaat begitu banyak organ tubuh lain yang memerlukan pemikirannya. Menunggu perintahnya.

Dan pertanyaan pun masih tergantung di sudut kamar di dalam ruang Hati. Menunggu waktu, dimana sang Benak terlena, atau terlampau lelah untuk meneruskan rangsangan-rangsangan yang singgah di neuron-neuronnya. Pada saat itu, sang Hati akan dengan sigap meraih sang pertanyaan dari gantungannya, untuk kembali membujuk sang Benak memerintahkan Lidah melontarkan pertanyaan itu.

Adelaide,
January 9th, 2008

Pict is taken from here.

2 comments:

Anonymous said...

ass.wr.wb.

hallo ibu intan
boleh komentar kan ttng blog ibu
saya kagum akan tulisan2 ibu intan
yang puitis
kalo bisa di kasih photo2 yang banyak ya...
ma kasih..
o ya ibu intan masih di australia ya
salam dari saya

ruhari tri atmojo

intan said...

Halah..sok puitis iya..he..he.. Thanks ya..

Btw, alamat emailmu mana ruh??