Tuesday, February 26, 2008

Clipsal 500 Adelaide


Clipsal 500 Adelaide yang dimulai sejak tanggal 21 February telah berakhir. Karena kebetulan unit yang kami tinggali terletak dekat sekali dengan jalur rally, banyak fasilitas yang bisa ikut kami nikmati. Termasuk salah satunya, melihat rally 'kelas pagar'. Terinspirasi oleh film The Cars, putri kecilku menjadi satu-satunya anggota keluarga yang paling bersemangat menyambut event rally ini. Saat turun dari mobil antar jemput sekolahnya, dengan bersemangat kaki-kaki kecilnya tergegas berlari ke arah pagar tinggi di ujung jalan unit kami, tempat dimana dia menikmati deru mesin dari mobil-mobil formula 3 yang saling bersaing untuk memperebutkan tempat pertama. Mulutnya tak henti berteriak, menempatkan tokoh-tokoh The Cars ke dalam bayang-bayang mobil yang tak henti berkelebat, yang bagiku, terlihat seperti bayang-bayang dementor sedang bermain quidditch. Efek kelembaman dan momentum dari gerakan mobil-mobil tersebut seperti diabaikan begitu saja, baik oleh perally maupun penonton. Semua larut dalam hiruk pikuk rally yang entah tingkat kebisingannya menembus berapa angka skala decibel.

Setelah tiga hari si kecil menikmati rally kelas pagar, akhirnya kami pun sepakat untuk membeli tiket rally pada penghujung minggu, hari dimana event rally tersebut ditutup. Dengan semangat penuh, kami berangkat pagi-pagi dengan berbekal makanan secukupnya (halah...gaya, cuman 20 meter jalan ini:p ). Singkat cerita, pengalaman kami pada hari itu bertambah banyak. Saya, yang sebelumnya tidak pernah suka dengan deru mesin yang terasa memekakkan telinga, perlahan mulai menikmatinya. Perburuan foto juga berlangsung sukses. Dari semula, memang menjadi niat kami untuk mengumpulkan gambar-gambar yang menarik sebanyak mungkin. He..he.. memang dasarnya kami semua banci foto:)

Sepanjang hari berjalan lancar, kecuali tentu saja, gemuruh suara pesawat tempur sebagai pertanda rally dimulai, tetap menjadi musuh utamaku. Lututku terasa lemas setiap mendengar gelegar pesawat-pesawat tersebut. Pernah kubayangkan kalau kedua lututku ini mungkin terbuat dari gabus, mengingat segala bentuk keterkejutan selalu membuat mereka seperti meleleh, bergetar tanpa sanggup kukendalikan.

Kami sempat pulang untuk menunaikan segala bentuk kewajiban dan, tentu saja, mengumpulkan energy untuk menyaksikan konser musik pada malam harinya. Ya, kami memang dibuat penasaran dengan konser Santana yang akan dilangsungkan sebagai penutup acara. Saat tiba di tempat konser, saya sungguh tak mengira suasana demikian ramai. Tanah lapang tempat konser diadakan tumpah ruah dengan ribuan manusia. Padat, penuh sesak. Sosok kami bertiga yang terhitung mungil menjadi seperti tertelan. Panggung konser tak terlihat, tertutupi oleh punggung-punggung manusia yang memang rata-rata jauh lebih tinggi dibanding kami. Aku hanya bisa tertawa, membayangkan kami adalah liliput yang salah masuk ke dalam pesta kaum raksasa. Dan kami pun pulang jauh sebelum konser selesai, menyadari bahwa sepenggal acara konser yang tidak bisa kami nikmati tersebut cukup mewakili seluruh jalannya acara. Saatnya kembali ke sarang, membasuh kaki yang tebal terselimuti debu, dan merentang tubuh agar seluruh anggotanya dapat menikmati hak untuk melepas lelah.

Wednesday, February 20, 2008

Portfolio Theory and Management



Judul tersebut di atas adalah salah satu subject yang kuambil semester kemarin. Mungkin sudah menjadi berita basi kalau mata kuliah finance menjadi histeria tersendiri bagi sebagian besar student di uniku. Ya, memang menakutkan karena desas-desus liar mengatakan bahwa rata-rata tingkat fail dari hampir seluruh subject finance adalah sekitar 25% - 50%. Dengan kata lain, probabilitasnya adalah 1 dari 2 sd.4 student fail. Memang, belum ada yang mempublikasikan data statistik ini secara resmi, karena dari pihak uni sendiri juga tidak memperkenankan data seperti ini terekspose (mungkin dengan tujuan supaya calon international student masih mempunyai nyali untuk apply kesini..he..he..)

Aku sendiri juga merasakan ketakutan yang sama ketika melalui masa-masa pembelajaran 2 finance subject yang kuambil semester sebelumnya. Dalam rentang waktu itu, aku jatuh bangun belajar mati-matian untuk sekedar tidak fail. Alhamdulillah, akhirnya berhasil juga masa-masa itu kulewati..fyuhhh...

Awal semester kemarin aku kembali harus melewati satu subject core finance dengan judul tersebut diatas. Minggu-minggu pertama, kami (semua student, bukan hanya aku) dikejutkan dengan betapa garangnya lecturer yang harus kami hadapi, baik di kelas lecture maupun tutorial (kebetulan aku mendapatkan lecturernya juga sebagai tutor). Tanpa segan, beliau menunjuk-nunjuk kami untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memang "jauh diluar" pemahaman kami. Pernah sekali, beliau bahkan membanting bukuku yang berisi jawaban tutorial, karena menganggap bahwa aku hanya mencontek dari jawaban tahun lalu. Sedih sekali, mungkin karena saya belum pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Kukatakan, "I did it myself last night, how can you say something like that?" Beliau hanya bilang "yang kuharapkan dari kalian adalah concept..sekali lagi concept.. Aku tidak berharap kalian benar dalam menjawab suatu pertanyaan. Yang terpenting bagiku adalah kalian menawarkan pendapat kalian sendiri setelah memahami concept yang ada"

Setelah kasus pembantingan buku itu, aku benar-benar merasa tertantang. Kubaca hampir seluruh bahan yang beliau berikan di awal semester. Dengan teliti kutelusuri rumus-rumus yang ada, tracing back any theories lying behind those formulas. Alhamdulillah, aku mulai memahami konsep dari theory-theory yang berkeliaran di balik mata kuliah portfolio theory ini. Beliau yang pada awal-awal semester selalu membuat kedua lututku lemas, selanjutnya menjadi ramah sekali. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang kuajukan menunjukkan kalau beliau memang superb di bidang finance.

Begitu banyak pertanyaan yang belum dan tidak terjawab dari pengajar-pengajar sebelumnya, terjawab oleh beliau. Dan ini melengkapi mata rantai yang putus-putus selama aku belajar finance. Sungguh, tersambungnya mata rantai seperti inilah yang selama ini kucari. Bukan hanya sekedar belajar agar dapat mengerjakan exam dengan baik,yang kemudian berlalu seiring dengan waktu. Terima kasih bapak dosen, angkat topi buat anda :)