Wednesday, May 16, 2007

Laki-laki itu Bernama Paul

Sore itu suamiku sedang memarkir mobil kecil kami di depan rumah. Terlihat dua orang bergandengan, laki-laki dan perempuan, melintas di depan mobil kami. Tampak si laki-laki ragu-ragu antara ingin menyapa kami (benar-benar sapaan) atau hanya sekedar say hello saja. Memang sudah menjadi kebiasaan di kota ini untuk saling mengucapkan "hi" atau "hello" atau "morning" setiap kali berpapasan di jalan dengan siapapun. Belum lagi kami memulainya, ucapan "selamat sore" telah keluar dari mulutnya. Hah...selamat sore?? Tidak salahkah?(red-memang wajah kami "melayu" sekali, sehingga setiap orang langsung bisa mengambil kesimpulan kalau kami pasti orang indo/malay) Sesaat kemudian kami pun teringat kalau setiap anak sekolah dasar di sinipun mempelajari bahasa Indonesia. Namun belum lagi kami membalas sapaannya, dia bertanya lagi, "Asal dari mana?".Kamipun serempak menjawab "Indonesia...". "Oh ya?" balasnya. "Saya pikir kalian orang melayu, ternyata dari Indonesia. Kenalkan, nama saya Paul. Dan ini ibu saya, Maggie." Dan kamipun memperkenalkan diri.

Melihat logat bicara dan cara dia melafalkan nama kami, sayapun mengambil kesimpulan kalau si Paul pernah tinggal di Indonesia. Dan ternyata memang tidak salah. Paul pernah tinggal di sebuah daerah petani di Yogyakarta (mungkin maksud dia daerah pedesaan-red) selama tiga tahun, lebih tepatnya di desa Maguwoharjo. Walah....pernah ke Jogja tho... "Aku sangat suka dengan kota Jogja" katanya. Of course... everybody does. Bahkan mendengar dia mengucapkan kata Jogja membuatku kangen sekali dan segera ingin terbang kesana. Percakapan bertambah seru karena begitu banyak bahan yang bisa diperbincangkan (YOGYES gitu lho...) Dan akhirnya, sore itupun berakhir dengan bertambahnya kosapertemanan kami dengan PAUL, si "ORANG JOGJA".

Technorati Profile