Tuesday, December 23, 2008

Komunitas Mata Air

Musim hujan telah tiba. Mata air di depan rumah mulai mengeluarkan tetesan air setelah sekian lama kering akibat musim kemarau. Perlahan, genangan air mulai terbentuk seiring dengan semakin derasnya air yang mengalir. Dan satu persatu, binatang-binatang kecil mulai menampakkan dirinya, meramaikan komunitas mata air yang hanya muncul di musim hujan.

Pandangan pertama jatuh kepada yuyu, sejenis kepiting kecil yang biasa hidup di air tawar. Mereka terlihat bercanda menikmati beningnya air. Ketika bayanganku mendekat, dengan gesit mereka bersembunyi ke lubang sarang yang tersebar di sepanjang mata air.

Ikan-ikan kecil terlihat pula meramaikan biota kecil tersebut. Berenang-renang dengan lincah, mencari sela diantara yuyu-yuyu kecil yang sibuk menggali sarang baru.

Capung jarum merendah dan hinggap di permukaan air. Mungkin sekedar melepas lelah dan haus setelah berkejaran di padang ilalang yang terbentang dekat mata air. Capung merah merona menyala juga tampak hadir di ilalang. Sinar matahari yang mulai menyengat sepertinya tidak menyurutkan keceriaan mereka.

Komunitas mata air, sebuah komunitas yang mungkin sudah sangat jarang bisa ditemui di ibukota yang padat penuh ini.Komunitas yang mungkin akan menghilang seiring dengan bermunculannya perumahan-perumahan baru di lingkungan tempat aku tinggal. Yah, namun setidaknya saat ini aku masih bisa menikmatinya, menjadi saksi hidup bahwa di depan rumahku pernah tinggal kawanan yuyu kecil yang hidup dengan bebas. Entah hingga kapan mereka sanggup bertahan dan menampakkan dirinya di musim penghujan dan bergabung dengan kawanan yang lain, membentuk sebuah komunitas yang terpinggirkan. Komunitas mata air.

Jakarta, 18 December 2008
Di penghujung tahun, menjelang libur panjang